Oleh: Juan Karnadi
Apa sejatinya yang ingin dicapai dalam kemandirian kesehatan di tahun 2045 mendatang di mana ini digadang-gadang sebagai momentum Indonesia Emas? Pertanyaan inilah yang sejatinya mesti dijawab oleh mereka yang telah memilih jalan usaha alkes UMKM. Satu hal yang pasti. Anda tidak akan diberikan jalan mudah dalam perjalanan usaha mewujudkan produk alkes UMKM yang tepat guna serta terlebih bernilai tinggi dari aspek dampak kebermanfaatan.
Artinya, di sinilah letak ujian berwirausaha anda. Kelak anda menjumpai tantangan demi tantangan serta pelbagai ketidakpastian yang berhubungan erat dengan dunia kesehatan maupun wirausaha: kesiapan SDM, kelayakan produk, dinamika membaca peluang pasar, dan lain seterusnya. Namun pada akhirnya, Anda memang perlu menyelami seni menghadapi ujian berwirausaha alkes UMKM yang begitu dinamis.
Menggerakkan dari Dalam
Bagi alat kesehatan UMKM khususnya, ujian berwirausaha yang kerap lebih dahulu dijumpai berkisar pada usaha “menggerakkan dari dalam”. Konteks persisnya ialah menjalankan keseluruhan aspek usaha alkes UMKM; bukan cuma terbatas pada lingkup pengembangan produk semata. Termasuk di dalamnya menjaga dinamika serta visi tim, menyiapkan perencanaan pengembangan fitur penunjang, terus mendorong serta menghidupkan daya berwirausaha, dan utamanya menularkan semangat—yaitu “good legacy”—serupa.
Sungguhlah tidak mudah setiap harinya mesti berpraktek mengerjakan itu semua. Bahkan kita pasti akan hampir selalu menemui “ugly truth” ketika menjalaninya. Tapi ada satu yang perlu Anda ingat. Jadikan upaya menginspirasi sebagai tujuan sentral kala memulai usaha “menggerakkan dari dalam” . Dan esensinya sendiri yaitu “berproses mendapatkan makna” ; tak melulu berfokus pada hasil.
Dimulai dari aspek keproaktifan. Fenomena yang begitu kerap dijumpai perihal keproaktifan tidaklah jauh dari konteks “ketidakberanian berusul ataupun mengeluarkan ide”. Akibatnya bila terus dibiarkan bisa menjalar kemana-mana: urung berinisiatif, enggan bergerak mengerjakan, fokus serta daya juang mengendur, dan lain seterusnya. Esensinya sangatlah jelas: memaknai integritas.
Maka dari itu, dilakukan beragam upaya menggalakkan kembali keproaktifan tadi. Di antaranya yang baru mulai dijalankan beberapa waktu belakangan ini diskusi santai secara one-on-one. Lalu masuk pada pembicaraan lebih mendalam lagi dengan tujuan menginspirasi. Selanjutnya yang terlebih penting lagi yakni menyediakan fasilitas untuk dapat “langsung berpraktek”: menggarap kesempatan pendanaan, (bersama) mengembangkan produk, dilibatkan dalam membangun tim, merancang skema keberlanjutan penggunaan produk alkes UMKM, mengembangkan aspek non-teknis seperti interpersonal (komunikasi) dan kewirausahaan, serta banyak pekerjaan lainnya.
Berikutnya mengenai aspek berjejaring. Ada sebuah dinamika yang meninggalkan kesan bermakna lewat kesempatan berjejaring dengan pihak DISTP UI (sekarang DIRBT UI) selama tiga tahun terakhir ini terkait konteks “menggerakkan dari dalam”. Dari situ, saya mendapatkan pelajaran paling berharga: integritas serta konsistensi penggagaslah yang mampu menggerakkan dari dalam. Istilahnya “menjadi magnet” yang punya karakteristik pergerakan begitu cakap—dimana ini adalah keistimewaan yang mampu menggerakkan dari dalam: adaptif, cepat tanggap, daya jelajah tinggi, genuine, humble, dan terbuka akan masukan serta perkembangan yang tengah terjadi.
Latihan secara terkhusus—terlebih bagi inisiator / founder—memperlengkapi diri dengan semua itu memang selayaknya butuh dilalui sebagai satu ujian berwirausaha. Lantas apa sebetulnya dampak yang paling dirasakan saat berhasil melewati ujian tersebut? Indikator yang paling tampak yaitu mendapatkan kepercayaan; dan semakin lebih ditambahkan lagi (gaining trust). Inilah pengertian dari konteks menjadi magnet yang telah disinggung sebelumnya.
Terlebih lewat dinamika dengan DIRBT UI selama tiga tahun terakhir mengajarkan tim ini begitu banyak soal gaining trust dalam aspek berjejaring: mulai dari satu orang, lalu satu dua sub direktorat di DIRBT UI, hingga sebgian besar kalangan di dalamnya. Dinamika serupa juga terjadi dengan pihak SPIL Ventures dalam beberapa bulan terakhir.
Dan pelajaran yang membawa pengaruh paling besar tentang “menggerakkan dari dalam” ini datang melalui usaha menjaring sekaligus melibatkan khalayak lain dalam membangun tim. Bagian ini sangat terasa sama sekali tidak mudah lantaran harus mengalami banyak trial dan error dalam berprosesnya; utamanya menyelami seni memilih anggota tim yang amanah mau bergerak menyatukan visi (singkatnya berjodoh). Makin ke sini, kalau mengingat telah melalui masa-masa demikian, tim ini merasa makin diperkaya untuk bijak dalam membuka dan membangun jalan “menggerakkan dari dalam” guna melalui ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM.
Sepanjang berproses 3,5 tahun, tahun pertama—memulai dari Wirausaha Merdeka (WMK) Prasetiya Mulya—dilalui jatuh bangun yang amat terlampau berat rasanya—bahkan untuk sebatas menentukan arah. Tapi di tahun tersebut (2022), ada satu keputusan yang diambil: menaruh visi berwirausaha Alat kesehatan UMKM. Intinya tempatkan visi jauh ke depan dulu. Seiring berjalannya waktu, trial dan error masih terus berlanjut sampai pertengahan tahun ketiga: anggota silih berganti datang dan pergi.
Akan tetapi memasuki tahun keempat, keadaan menjadi sedikit membaik dalam dinamika membangun tim. Didatangkan beragam kalangan yang tertarik—dan bahkan ada yang menyatakan keinginan membantu tim. Meaningful lesson yang bisa ditarik dari kisah perjalanan ini ialah kegigihan membawa visilah yang mampu menggerakkan dari dalam dan perlahan menginspirasi orang demi orang sampai berkeinginan menolong pula. Singkatnya, semesta mendukung anda. Di samping itu, penyaring utamanya adalah dorongan jiwa berwirausaha. Itulah pentingnya “menggerakkan dari dalam” di kala menjalani ujian berwirausaha yang penuh dengan tantangan dalam bidang alat kesehatan UMKM.
Bersinergi dengan Kecerdasan Buatan (AI)
Masih berhubungan dengan ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM, program kecerdasan buatan/ AI jelaslah menjadi sebuah tantangan yang sudah tidak terelakkan lagi. Kendati mendapati persoalan demikian, guna mengatasinya, diambillah langkah bersinergi dengan AI. Bersinergi dengan AI yang dimaksudkan di sini tepatnya mendayagunakan AI menyesuaikan kebutuhan (pembuatan proposal pendanaan, copywriting, desain hingga visualisasi produk, produksi konten, dan lain sebagainya) sekaligus terlebih vital yakni meningkatkan keterampilan prompting dengan AI. Secara hemat, bersinergi dengan AI membukakan jalan bagi tim ini agar terus membuka dan mendorong diri dalam mengasah keahlian, menambah daya jelajah, dan juga menyelami seni berkreasi sejatinya.
Ijinkan saya, bersama tim penelitian, mengangkat dinamika bersinergi dengan AI yang dialami selama lebih dari dua bulan terakhir ini. Mulai dari usaha perancangan awal desain casing baru versi Table Health Monitoring guna menggantikan keluaran pocket yang ada saat ini. Pada mulanya, cara prompting yang dilakukan hanya berkisar dalam pendekatan pelampiran dokumen file tanpa menyinggung konteks kebutuhan perancangan yang mendetail (menyinggung garis besar saja).
Trial dan error terus berlangsung. Kali ini berganti skema melakukan prompting ke AI agar diperbantukan membuat coding yang bisa menghasilkan format file siap cetak untuk dikerjakan oleh pihak UMKM 3D Printing yang sudah menjadi vendor produksi casing selama tiga tahun terakhir ini. Sayangnya, usaha kami masih belum membuahkan hasil.
Lantas, kami pun tak menyerah begitu saja. Langkah berikutnya yang diambil yakni merubah kiat prompting dengan menjabarkan keseluruhan detail kebutuhan perancangan casing Table Health Monitoring secara tekstual dalam input prompting-nya; dibarengi melampirkan gambar luaran desain model Pocket yang sebelumnya. Singkat cerita, dari sini mulai terbangun petunjuk demi petunjuk yang dapat mengarahkan setidaknya guna kemudian bisa dihasilkan tampilan awal casing. Sehingga, puncaknya ialah menyiasati arah prompting agar setidaknya langsung menghasilkan visualisasi gambar rancangan awal casing Table Health Monitoring terlebih dahulu—beserta dengan visualisasi produk jadi lengkap terpasang seluruh komponen. Keseluruhan dinamika tersebut terakumulasi berlangsung selama empat hari.
Selanjutnya terkait dinamika kursus Internet of Things (IoT) yang telah diadakan awal bulan ini (2 Agustus 2025). Betapa mudahnya AI menghasilkan copywriting yang dibutuhkan hanya dalam hitungan menit. Padahal sebelum tren penggunaan AI mengalami eskalasi, ekspektasi pembuatan copywriting dengan mumpuni memerlukan effort dari segi waktu, tenaga dan pemikiran dalam setidaknya 1 – 2 hari.
Apalagi dalam menghasilkan konten poster di mana sekiranya itu bisa dijadikan acuan. Berproses mengerjakannya cukup dituntaskan dalam beberapa jam saja. Kentara sekali kontras durasi pengeluaran effort-nya; terlebih bagi yang tidak memiliki kemahiran desain grafis yang biasanya memakan waktu 3 – 5 hari sendiri. Biarpun memang penyelesaian akhir dapat mengambil opsi memakai software tertentu. Artinya, nyata sekali pelajaran yang mesti diambil: buatlah diri anda produktif dengan ketersediaan AI.
Perihal pengerjaan prompting AI, didapatilah sebuah ide cemerlang dengan mengonsepkan metode memperoleh hasil pembacaan prediktif tanda vital kolesterol secara totally non-invasive di mana perolehan nilai kolesterol pada GCU meter dijadikan sebagai basis keluaran acuan. Dengan tujuan demikian, dibuatlah pendekatan khusus lantaran telah mendapati prediksi pembacaan dengan algoritma ANN dengan software khusus, yaitu MATLAB, tak kunjung memberikan gambaran hasil yang representatif; malah jauh dari kata tersaring dengan baik.
Nyata-nya persoalan ini amat mendorong segenap tim di sini memutar otak berkat menggunakan akal supaya pengerjaan penambahan kolesterol sendiri tidak sampai mengeluarkan usaha terlalu besar. Cara yang ditempuh ialah dengan menjabarkan konteks tujuan, menyebut semua tanda vital yang dipilih sebagai input dalam algoritma ANN, dan memberi instruksi yang spesifik.
Baru sesudahnya melanjutkan prompting lewat upaya menghasilkan algoritma ANN tadi dalam bentuk keluaran pemrograman berbasiskan mikrokontroler. Menantang, tapi terasa menyenangkan pula. Sudah selayaknya setiap kita berikhtiar agar terus bersinergi dengan AI dalam rangka dimampukan sekaligus diperlengkapi menjawab ujian berwirausaha di lingkup bidang alat kesehatan UMKM. Intinya memandang AI tidak hanya sebagai tantangan yang tampak terlihat; melainkan justru prospek tersedianya kesempatan kesempatan demi kesempatan untuk dapat digarap dengan optimal.
Proklamasi Berwirausaha Mandiri
Lagi, soal alat kesehatan UMKM, tim ini semakin kerap menemui ujian berwirausaha yang semakin menantang. Bukannya gentar, sebaliknya malah tim kami makin antusias menyambut serangkaian ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM yang telah menanti. Dan justru lewat rangkaian dinamika yang telah dilalui bersama, nyali berwirausaha kian berkobar hingga menjadi jauh lebih besar lagi.
Sampai pada puncaknya beberapa waktu lalu, segenap tim akhirnya memberanikan untuk memilih jalan berwirausaha mandiri. Konteks persisnya di sini ialah memajukan alat kesehatan UMKM secara berkala dan mengembangkan ekosistem terkait di dalamnya dengan berkelanjutan. Dan itu semua butuh dibangun dalam sikap kerendahan hati mengutamakan karakteristik kearifan lokal usaha alat kesehatan UMKM anak bangsa. Saya berprinsip “bagaikan padi yang semakin berisi makin merunduk pula”. Keputusan bersama yang diambil ini dapat diungkapkan dalam sebuah istilah sebagai berikut: proklamasi berwirausaha mandiri.
Upaya permulaan yang dicanangkan perihal proklamasi berwirausaha mandiri tadi lebih banyak menyasar kepada usaha menghilirisasikan produk alat kesehatan UMKM buatan tim ini. Biarpun belum sepenuhnya terlaksana, sebagian tahapan dalam rangka mencapai hal demikian telah dikerjakan. Di antaranya pembuatan situs berupa toko online sebagai wadah platform e-commerce mendatangnya. Hanya saja memang perlu dibarengi dengan penyempurnaan produknya sendiri hingga mencapai kesiapan baik secara komersial maupun kelayakan produk.
Di samping itu, beberapa aspek yang masih butuh waktu serta persiapan matang terkait strategi menghilirisasikan produk secara mandiri: legalitas usaha (dalam waktu dekat akan dikerjakan), keandalan berjangka panjang produk alat Kesehatan UMKM dalam praktek lapangan, dan penggarapan model bisnis berkelanjutan. Tujuan utamanya satu: mengalami transformasi mindset berorientasi dari cost-center menjadi profit-center dengan cara berkiat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan hibah secara bertahap.
Adapun sebuah dinamika yang begitu intensif dalam tim ini yang dialami selama sebulan terakhir mengenai konteks proklamasi berwirausaha mandiri. Dinamikanya sendiri berkisar dalam ikhtiar menyiapkan opsi revenue stream yang baru. Sebagai kelanjutan upaya bertransformasi mindset jadi profit-center, ditelusurilah beragam pendekaatan yang memungkinkan dari segi pelaksanaan. Singkat cerita, pada akhirnya dipilihlah kemudian opsi mengadakan kursus. Tepatnya kursus IoT dengan ESP.
Lalu dibuatlah konsep kursus IoT ini jadi tanpa memerlukan perangkat hardware berupa mikrokontroler dan juga modul sensor. Haluannya mengarah supaya cukup bermodalkan online saja. Itulah konsep pengadaan produk digital dengan modal tanpa biaya. Bukan hanya pengadaan kursus saja, namun bisa diterapkan dalam pengadaan produk digital lainnya berkonteks edukasi maupun pelatihan. Inspirasinya datang melalui cerita pengadaan kuliah online institusi salah satu universitas swasta ternama di Indonesia dengan biaya kuliah per semester yang setera dengan biaya kuliah luring pada umumnya.
Lantas bagaimana dengan dinamika pelaksanaannya? Terasa menguji dan mendorong kesanggupan segenap tim, tapi sangat menggembirakan sekaligus memperkaya kecakapan. Mulai dari siasat menentukan harga untuk kursus IoT perdana. Tak kalah seru pula dalam dinamika membuat materi. Termasuk juga pendekatan berkiat memasarkan kursus IoT dengan ESP perdana ini.
Namun dari kesemuanya itu, yang paling meninggalkan kesan ialah bagaimana penyampaian materi selama kursus dan evaluasi pemilihan materi sesudah kursus. Intinya belajar memilah antara audiens peserta awam dengan audiens peserta berlatarbelakang teknis dan/atau menguasai coding.
Satu hal yang amat disyukuri dari penyelenggaraan perdana kursus IoT dengan ESP: antusiasme dan keaktifan peserta yang ingin menggali lebiih dalam hal terkait IoT maupun produk MOLITAV (satu dari sekian banyak produk lokal alat kesehatan UMKM). Artinya, inisiatif ataupun pergerakan yang timbul sesudah tindakan proklamasi berwirausaha mandiri telah berjalan dengan baik. Betapa pentingnya keinginan kuat berwirausaha mandiri di sini dalam mengarungi segenap ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM yang akan terus berdatangan.
Berani Menginisiasi Jiwa Usaha
Dari sekian banyaknya tantangan yang bermunculan didapati terkait ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM, terdapat sebuah esensi yang bisa ditarik sebagai pembelajaran kita bersama. Bahwa kunci senyatanya bersumber dari dalam: berani menginisiasi jiwa usaha. Sejatinya, kecakapan menginisiasi jiwa usaha begitu menuntut daya juang serta komitmen tinggi dalam menjalankannya. Bayangkan kalau tak muncul keberanian! Siapa yang akan mau memulai jadi pelopor jiwa usaha? Lantas, bagaimana menumbuhkan benih keberanian tersebut?
Banyak aspek yang bisa dilatih. Namun agar dimampukan berani menginisiasi jiwa usaha, ada dua eksamen di mana keduanya menjadi aspek paling menentukan. Pertama yakni apa yang sebetulnya anda kejar dalam hidup. Penyaring sesungguhnya terletak pada bagaimana mendefinisikan kesuksesan: memilih nilai dunia atau berfokus kejar makna.
Kedua, yaitu kerendahan hati. Kerendahan hati yang dimaksudkan di sini tak hanya sebatas menerima masukan dan meminta nasehat; melainkan jauh lebih dalam dari itu. Anda akan didorong pada saat memimpin tim kecil Anda menjadi lebih “selfless”, lebih memberi ruang penerimaan, lebih banyak belajar membangun komunikasi dua arah dengan banyak pihak, dan terkhusus lebih banyak melatih diri memakai perspektif orang / pihak lain.
Berat, akan tetapi, ketika Anda berhasil memiliki penguasaan diri akan karakter kerendahan hati di tengah banyaknya ujian berwirausaha alat kesehatan UMKM, kelak akan jadi nilai amat berharga. Bawalah nilai itu guna Anda praktekkan dalam keseharian hidup. Akhir kata, harus disampaikan bahwa akan begitu banyak ugly truth yang tersingkap ketika Anda mengambil pilihan berjuang dalam ujian berwirausaha di bidang apapun—tidak cuma alat kesehatan UMKM saja.
Tetapi perjuangan itu kelak akan mengantarkan anda menuju sebuah cerita kesuksesan (success story) yang di mana hidup Anda jadi selalu terisi dengan bermakna sekaligus menghasilkan dampak yang membawa kebermanfaatan penuh bagi khalayak luas lewat apapun yang Anda tengah kerjakan. Pesannya satu: mulai dan kerjakan, lalu terus berjuang ulangi dan persiapkan, sampai waktu dan kesempatan yang tepat tiba.








