Juan Karnadi, melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital), mencoba menghadirkan solusi inovatif guna mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif.
MOLITAV, Inovasi Alat Kesehatan Karya Mahasiswa FTUI
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Juan Karnadi, mahasiswa Magister Program Studi Teknologi Biomedis Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2025, berhasil meraih penghargaan “7 Bisnis Terbaik” dalam Program Wirausaha Merdeka (WMK) 2022 melalui inovasi alat kesehatan bernama MOLITAV (Monitoring Lima Tanda Vital). Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan 330 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi di Indonesia.
Dosen pembimbing Juan, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA., Guru Besar Departemen Teknik Mesin FTUI, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketersediaan peralatan monitoring kesehatan yang efisien, portabel, dan dapat diakses secara merata di seluruh wilayah. ”MOLITAV hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan teknologi terkini untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien secara cepat dan non-invasif,” jelas Prof. Raldi.
MOLITAV memiliki beberapa keunggulan, antara lain hasil yang cepat dan akurat dengan menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan data vital dalam waktu singkat, portabel dan berukuran kecil sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja, serta Non-Invasif sehingga memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
Juan menjelaskan, ”MOLITAV dirancang untuk memantau lima tanda vital utama, antara lain: Detak jantung (Heart Rate – HR), Saturasi oksigen (SpO2), Suhu tubuh (TBody), suhu kulit (Tskin), dan Laju pernapasan (Respiration Rate - RR). Perangkat ini dilengkapi dengan desain berbasis mikrokontroler ESP-32 yang mendukung konektivitas Bluetooth dan WiFi, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau data kesehatan mereka secara real-time melalui aplikasi di perangkat Android.”
MOLITAV dikembangkan mulai tahun 2018. Dimulai dengan pengujian detak jantung, SpO2, dan suhu tubuh (2018-2020), peluncuran perangkat portabel dengan empat tanda vital (2023), integrasi aplikasi ponsel dan penambahan tanda vital RR (2024), pengujian klinis (2025) dan penambahan kemampuan monitoring EEG, USG, glukosa (gula darah), dan tekanan darah untuk pemeriksaan lanjutan (2026-2028).
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. mengatakan, ”Dengan keunggulan teknologinya, MOLITAV memiliki potensi besar untuk diterapkan di klinik, rumah sakit, hingga rumah tangga. Inovasi ini juga mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan kemandirian dalam produksi alat kesehatan dalam negeri. MOLITAV tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan kesehatan saat ini tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia dalam mengembangkan teknologi kesehatan yang berkelanjutan.”
Program WMK Universitas Prasetiya Mulya, dengan nama SIWIRA-INOTEK, bertujuan mengembangkan calon pengusaha inovatif berorientasi teknologi. Selama tiga bulan, para peserta mendapatkan pembekalan kewirausahaan yang mencakup pembelajaran offline dan online. Puncak kegiatan berupa Demo Day diadakan pada 8 Desember 2022, di mana peserta mempresentasikan prototipe ide bisnis mereka. Dari 33 ide bisnis yang dipamerkan, MOLITAV terpilih sebagai salah satu dari tujuh bisnis terbaik.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan kiprah unggul dan berdampaknya dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui inovasi lintas bidang. Sebanyak empat startup karya mahasiswa FIK UI berhasil terpilih sebagai bagian dari 23 startup penerima pendanaan dalam Program Hackathon UI Incubate Pathway 2025, sebuah program inkubasi bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia. Program ini bertujuan mendorong lahirnya solusi berbasis teknologi dan kewirausahaan dari sivitas akademika UI yang mampu menjawab kebutuhan dan persoalan riil di masyarakat.
Tahun ini, Hackathon UI Incubate 2025 diikuti oleh kurang lebih 500 dari mahasiswa, profesional, dan umum, dan hanya 23 tim startup muda terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk menerima pendanaan dan pembinaan intensif. Keberhasilan empat tim yang beranggotakan mahasiswa FIK UI dalam menembus jajaran terbaik menjadi pencapaian membanggakan yang menunjukkan bahwa keperawatan bukan hanya profesi layanan, tetapi juga kekuatan intelektual yang mampu melahirkan inovasi berdampak (impactful innovation) dalam dunia kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Keempat startup yang beranggotakan mahasiswa FIK UI berhasil meraih pendanaan dan terbagi ke dalam dua kategori. Pada kategori Problem Market Fit (PMF) dengan pendanaan sebesar Rp100.000.000 per startup, terdapat dua tim unggulan. Pertama, Key Energy, yang salah satu anggotanya adalah Mardiyanti, mahasiswa Program Doktor Ilmu Keperawatan angkatan 2024. Kedua, MOLITAV, sebuah kolaborasi lintas fakultas yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dari FIK UI, dua mahasiswa turut berperan dalam tim ini, yaitu Mutia Anissa, mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024, dan Rifqi Alifa Bestari, mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan Onkologi angkatan 2024.
Sementara itu, pada kategori Problem Solution Fit (PSF), dengan pendanaan sebesar Rp50.000.000 per startup, turut terpilih dua tim lainnya: ClowSens, dengan anggota tim yang terdiri dari Netral Gulo, Estefania Dos Santos, dan Sri Hariyati (ketiganya mahasiswa Magister Keperawatan Medikal Bedah angkatan 2024); serta PeriXa Batin, sebuah kolaborasi multidisiplin yang melibatkan Tissa Aulia Putri (Magister Onkologi 2023), Afifah Ayu Syaiful (Ners Spesialis Keperawatan Anak 2024), Hafizs Nasirun (Magister Keperawatan Komunitas 2024), dan Eka Putri Yulianti (Magister Keperawatan Jiwa 2024).
Inovasi-inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap berbagai isu sosial dan kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia—mulai dari layanan pasien kanker dan anak, beban psikologis keluarga pasien, inefisiensi sistem rumah sakit, hingga kebutuhan masyarakat terhadap teknologi perawatan yang mudah diakses. Mahasiswa FIK UI berhasil memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan masa depan, tetapi juga sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu menyumbangkan solusi berbasis riset, empati, dan teknologi.
Capaian ini memperkuat visi FIK UI sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan impactful, yang tidak hanya mencetak lulusan kompeten secara klinis, tetapi juga inovatif, kolaboratif, dan adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman serta kompleksitas persoalan masyarakat. Melalui program UI Incubate Pathway 2025, keempat tim terpilih akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta kesempatan pengembangan lebih lanjut hingga siap menembus ekosistem startup nasional dan global.
FIK UI mengucapkan selamat kepada seluruh tim atas prestasi luar biasa ini. Teruslah berkarya dan berinovasi untuk menciptakan perubahan positif yang nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.